Usia harapan hidup penderita diabetes alias diabetesi diyakini terkait dengan kepribadiannya serta kegiatan bersosialisasi. Bagaimana mungkin?
Diabetesi yang memiliki rasa percaya yang rendah serta kurang bersosialisasi kemungkinan menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan yang memiliki gaya hidup interaktif. Demikian diungkap sebuah studi.
Peneliti asal University of Washington, Paul Ciechanowski dan tim meneliti sekitar 3.535 pasien diabetes dengan tipe 1 dan tip 2 kemudian meminta mereka untuk menjawab pertanyaan terkait dengan kepribadian dan gaya hidup.
Kemudian para partisipan itu dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama, kelompok dengan gaya hidup mandisi yang lebih cenderung menghindari interaksi yang terlalu dekat. Kemudian, kelompok kedua yaitu partisipan yang memiliki gaya hidup interaktif, yang merasa tidak keberatan untuk meminta bantuan dari orang-orang di sekitarnya.
Selama penelitian, partisipan yang tertutup dan tidak mudah percaya tercatat mengalami risiko kematian hingga 33 persen lebih tinggi dibandingkan partisipan dengan pribadi yang terbuka. Risiko kematian itu tetap sama setelah menghapus beberapa risiko lain seperti usia, indeks masa tubuh dan kondisi medis lainnya.
“Banyak perilaku manajemen diri terkait dengan diabetes dan akan berfungsi maksimal saat dilakukan bersama dengan orang lain seperti keluarga, teman dan penyedia layanan medis,” ujar Ciechanowski sambil menambahkan sikap terlalu mengandalkan diri sendiri bisa menjadi penghalang dalam menghadapi diabetes.
Baca juga: Obat diabetes tradisional alami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar